Page 12 - Majalah REI Edisi Mei 2023
P. 12
TOPIK UTAMA
TETAP DILIRIK,
TAPI BUTUH INSENTIF
PASAR PERKANTORAN DI JAKARTA MASIH SLOW DOWN AKIBAT TERIMBAS PANDEMI DAN KONDISI OVERSUPPLY. MESKI BELUM STABIL,
NAMUN MINAT INVESTOR UNTUK BERINVESTASI DI PROYEK PERKANTORAN TERUTAMA DI JAKARTA TIDAKLAH SURUT.
akil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) bidang Kedua pengembang asal negeri sakura tersebut membidik investasi
Perkantoran, Wibowo Muljono mengatakan meski saat di tiga gedung perkantoran yakni Sinarmas MSIG Tower, Bakrie Tower,
ini sektor perkantoran masih lesu, namun minat pengem- dan Luminary Tower (under construction) yang seluruhnya berlokasi di
Wbang untuk berinvestasi dalam pembangunan proyek Jakarta CBD Area.
perkantoran di Jakarta masih tetap ada, baik itu pengembang lokal mau- Sementara itu, PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) yang meru-
pun pengembang/investor asing. Hal itu karena kebutuhan ruang kantor pakan emiten produsen bahan kimia akan mengembangkan proyek
akan selalu ada. perkantoran di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Proyek ini direnca-
Ditambahkan, subsektor perkantoran erat sekali kaitannya dengan nakan akan dimulai pada 2023.
kondisi ekonomi dan bisnis. Kalau ada situasi yang menghambat aktivi- Saat pandemi melanda Indonesia, ungkap Wibowo, sebenarnya
tas bisnis, maka pasarnya akan terganggu. Tetapi kebutuhan ruang kan- banyak pengembang yang sudah memprediksi kalau subsektor perkan-
tor, tegas Wibowo, pasti selalu ada dan akan meningkat disaat ekonomi toran akan menjadi yang pertama terdampak dan terakhir pulih. Hal
membaik. itu terbukti, dimana saat ini pasar perkantoran masih terseok-seok.
“Inilah opportunity yang dilihat pengembang. Memang pengembang Sementara subsektor sudah mulai bangkit seperti residensial, perhotelan,
akan berbeda-beda dalam menyikapi peluang itu, tergantung pada pergudangan, kawasan industri dan pusat perbelanjaan.
pengalaman atau kekuatan finansial mereka. Tetapi kalau sudah ada ca- Terlebih, subsektor perkantoran dari sebelum pandemi sebenarnya
ptive market-nya misalnya ada perusahaan yang siap menyewa dalam sudah mulai melandai akibat oversupply. Kini ditambah lagi dengan
skala besar kenapa tidak dibangun? Yang penting semua risiko terukur,” perubahan persepsi cara kerja yang lebih banyak menerapkan hybrid
ujar Presiden Direktur Astra Land Indonesia tersebut. working yang menggabungkan antara work from office (WFO) dan work
Seperti diketahui, baru-baru ini perusahaan realestat asal Jepang from home (WFH). Akibatnya, banyak perusahaan melakukan penyesuaian
yaitu Hankyu Hanshin Properties (HHP) dan Japan Overseas Infrastructure terhadap kebutuhan ruang kantornya.
Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) me- “Faktor-faktor ini membuat kebangkitan subsektor perkantoran
mutuskan untuk berinvestasi pada gedung perkantoran milik Sinar Mas menjadi lambat. Tapi trennya sedang menuju pulih meski tidak secepat
Land melalui PT Duta Cakra Pesona (DCP). residensial dan perhotelan,” tegas Wibowo.
12 | Edisi 196, April 2023 | RealEstat Indonesia

